Monday, September 1, 2014

Karangan Fiksi



Sahabat dari Cinta
Rabella dwi afista! Namaku disebut saat pemanggilan juara kelas di lapangan sekolah. Senang rasanya dikenal dan diberi tepukan tangan walau sesaat. Selama kurang dari 3 tahun ku jalani hari-hariku di sekolah yang baru kumasuki ini dengan rasa cemas. Dimata-matai, dipandangi setiap kali berpapasan dan masih banyak lagi yang dia lakukan membuatku merasa tak nyaman berada di dekatnya. Pandi Putraditani itulah nama yang sejak mengenalku mulai menaruh hati padaku.
             
Seperti pepatah ‘Sudah jatuh tertimpa tangga pula’. Aku tidak sengaja menyenggol sebuah motor yang terparkir di belakang sekolah dan memecahkan spion kirinya. Secara teknis itu tidak masalah, karena spion kananlah yang wajid terpasang. Kemungkinan terburuk aku akan berdebat dengan malaikat hitam yang datang dari zaman batu pemilik motor ini. Tak lain dan tak bukan adalah Pandi.

            “Harus aku apakan kau sekarang?” tanyanya sombong.
            “Kau berkata seolah-olah aku sudah melakukan hal buruk di sini” sahutku mengelak.
            “Beri aku 10 menit” sambungnya.
            “Jadi?” tanyaku tak mengerti
            “Aku suka sama kamu Bel, 3 tahun lalu smpai sekarang” ungkapnya
            
 Bumi dan langit seperti berpihak padanya. Langit berubah cerah dan sejuknya angin membuat waktu seakan berhenti berputar. Tapi aku menghancurkan semua itu. 

“Kalau begitu behenti! Berhenti menyukaiku mulai sekarang! Apa kau belum sadar apa yang membuat kita berbeda? Aku hanya akan memilih orang yang seiman denganku dan ku rasa itu yang harus kau lakukan juga pan” jawabku tegas.
“Hanya itu, hanya itu-kah Bel! Beri aku kesempatan sekali ini saja? Biarkan aku menunjukannya padamu” pintanya.
“Aku harap kau mengerti... tidak, aku harap kau membenciku sekarang” lanjutku
“Apa kau gila?! Aku tidak akan bisa melakukannya!” tolaknya
“Bahkan setelah aku menolakmu?” tanyaku memastikan
“Bahkan setelah kau menolakku!” jawabnya pasti

Tak ada lagi yang bisa aku lakukan di sini. Untuk kebaikannya dan kebaikanku juga, kuputuskan untuk melanjutkan studi di luar negri dengan mengingat permintaannya untuk selalu ada untuknya.

            “Tak bisakah kau membalas titik saja menandakan kalau kau masih hidup?!!”. 
Pesan Pandi yang dikirim untukku. Sontak aku langsung membalas “titik” saja. Marah, senang, sedih, kecewa, mungkin itu yang dia rasakan saat melihatku dihadapannya. 

“Apa kau bahagia pergi sejauh ini dariku?!!
Apa kau anggap dengan meninggalkan aku begitu saja kau akan hidup tenang?!! Tanyanya dengan nada tinggi.
“Heeii... apa kau mau aku menyesal kembali ke Indonesia!” jawabku santai.
“Tak bisakah kau berpikir 4 tahun itu waktu yang lama?!!
mengapa tak bisa kau beri aku kabar setidaknya 2 x sehari?!! Jawab Bel... 

Bahkan dia tidak menghiraukan pertanyaanku. 

“Apa kau pikir kepalaku bisa menampung semua pertanyaanmu tadi!
Apa ini caramu menyambut teman yang baru kembali!
Setidaknya biarkan aku bernapas saat melihat teman baikku ini” jawabku untuk meredakan emosinya.

Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku kanan kemejanya. Ternyata gantungan kunci yang aku titipkan padanya 4 tahun lalu. 

“Bagaimana bisa kau memberiku barang murahan ini!
Kau mendapatkannya dari celana jeans yang kau beli kan, aku berjanji akan membunuhmu!” 
 candanya seraya meninggalkanku tanda supaya aku mengikutinya

“APPAAA... itu bukan barang murahan. Aku membelinya dengan harga 200 ribu 4 tahun lalu, apa kau tahu itu!!” sahutku.
‘Dasar tidak tahu mode, tidak pernah berubah’ gumanku dalam hati sambil tersenyum melihatnya tersenyum padaku.

Apa kami tidak terlihat akur? Bukan . . . Inilah cara kami menghindari putusnya pertemanan yang sudah kami jalani lebih dari 4 tahun.

19 comments:

  1. Calon penulis novel kayanya si Merla. Bagus deh alurnya. Emosinya dapat banget. Good job!

    ReplyDelete
  2. Bagus merlaaa, cuma latarnya di bagian tengah ke bawah kok gak dijelasin yaa, aku jadi bingung. tapi bagus kook.. like this

    ReplyDelete
  3. benar-benar bagus ceritanya :) memukau :D

    ReplyDelete
  4. bagus mer, semoga akur terus yaaa :D

    ReplyDelete
  5. Bagus tapi ada beberapa bagian yang kurang aku mengerti ...

    ReplyDelete
  6. Keren merla :D Hahhaha
    Cinta dan benci yang kurasa Hahhaha :D

    ReplyDelete
  7. Kerennn bgt ceitanya, btw, mulut tuh cewe pedas bgt ya :D
    apalagi waktu pas dia nolak tuh cowok, omg itu tuh sakit nya di sini "nunjukhati :')

    ReplyDelete